Laman

Pengikut

Kamis, 29 Agustus 2013

♥ Menilai Diri..

 Menilai Diri..

* Seorang anak kecil mendatangi bilik telepon yang berada pas di depan kasir sebuah toko dan memutar sebuah nomor...

Pemilik toko itu mengamati dan mendengarkan percakapan:

Anak Laki: “Bu, Dapatkah Ibu memberi saya pekerjaan memotong rumput dirumah Ibu?
Wanita: (di ujung lain dari saluran telepon) "Saya sudah punya seseorang untuk pekerjaan itu."

Anak Laki : "Bu, saya akan memotong rumput untuk setengah harga dari orang yang ibu pekerjakan memotong rumput halaman rumah Ibu."

Wanita: Saya sangat puas dengan orang yang saya pekerjakan sekarang ini.

Anak Laki: (dengan lebih tekun) "Bu, saya bahkan akan menyapu lantai dan tangga rumah Ibu secara gratis.”

Wanita: Tidak Nak..!, Terima Kasih.

Dengan tersenyum di wajahnya, anak kecil itu kemudian meletakkan gagang telepon.

Pemilik Toko, yang mendengarkan semua ini, menghampiri anak itu.

Pemilik Toko: "Nak..! Saya suka sikap kamu, semangat positif dan saya ingin menawarkan kepadamu sebuah pekerjaan."

Anak Laki : "Tidak..!, terima kasih,

Pemilik Toko: “Lho..? Mengapa? Tapi, tadi kamu benar-benar berharap mendapatkan pekerjaan..."

Anak Laki : “Tidak Pak, saya hanya memeriksa kinerja diri saya di tempat saya bekerja sekarang.
Saya-lah yang bekerja pada wanita yang tadi berbicara dengan saya di telpon! "*

** Penilaian diri "**
Berikan yang terbaik dan dunia datang kepada kita..!!

[QS 9: 105] Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.


_/|\_ ♡ Semangat..! Bekerja untuk Bersyukur..

Kamis, 20 Juni 2013

♥ Baiklah dengan benar dan Benarlah dengan baik..


♡ Baiklah dengan Benar dan Benarlah dengan baik..

Hidup adalah proses berisi perjalanan panjang penuh liku dan cerita menuju satu titik.
Diri saat ini adalah hasil proses masa lalu..
Terang, gelap, ataupun abu-abu..
Itulah proses..
Karena buruk baik adalah yang melengkapi diri saat ini.

Jika diri bicara tentang Tuhan, bukan berarti suci atau sok’ suci..
Hanyalah satu keharusan berbagi tentang satu hikmah..
Mengabarkan kabar gembira tentang-Nya..

Dan berbuat kebaikan dengan benar,
Mengatakan kebenaran dengan baik,
Sebagai bentuk pengabdian kepada-Nya

Setiap manusia atau idividu memiliki proses sendiri-sendiri dalam perjalanan hidupnya..
Dan tidak ada yang sempurna dalam proses tersebut..

Lalu mengapa masih saja banyak individu yang selalu sibuk mengurusi proses hidup orang lain ??
Menghakimi orang lain ??
Sementara tidak ada di dunia ini yang sempurna..
Benar merasa paling benar..
Sementara dia menuju benar karena proses salah yang mungkin pernah di alaminya..

Beda agama saling tuding merasa paling benar..
Pernahkah diri pahami bahwa Tuhan melarang keras kita berjalan dengan kesombongan di atas muka bumi ini..?
Semua kitab mengajarkan itu..

Berbuat kebaikan harus benar, dan
Berkata kebenaran harus baik..
Jika di lakukan kemudian menyakiti bukanlah sebuah kebaikan, walaupun sebuah kebenaran

Cukup sibukkan diri ini menghisab seluruh perjalanan hidup dengan kitab dan buku aturan yang di yakini, tak perlu repot mengurusi perjalanan orang lain karena kebaikan harus benar dan kebenaran harus baik..

Jika setiap diri melakukan itu, damai di bumi, damai di langit dan
alam semesta tersenyum bahagia..

Selamat menghisab diri dan selalu menjadi diri yang lebih baik hari ini dan esok..

_/\_ ♡ Maaf Lahir dan Bathin

Rabu, 05 Juni 2013

♥ Jangan Lelah Bertaubat


♡ Jangan Lelah Bertaubat

“Jangan lelah bertaubat, meski diri belum lepas dari keburukan.
Sebab putusnya harapanmu akan ampunan Tuhan, adalah dosa yang lebih besar daripada kesalahanmu.”

Adalah fitrah insan tak pernah lepas dari kesalahan.
Ada nan disengaja, ada nan tidak. Maka dihadirkanNya petunjuk, dan teladan yang sempurna, untuk meluruskan kembali perjalanan yang bengkok.
Tak dibutuhkan petunjuk, jika insan diciptakan lurus sempurna.
Kesempurnaan manusia, bukanlah sebab ia tak pernah salah, melainkan sebab akal dan hati yang diberikan kepadanya, hingga ia mampu memilih satu dari dua jalan.

Jika akibat kesalahan yang tak disengaja pun diri ini mesti bertaubat, apa lah lagi pada ia nan disengaja?
Jika pada kesengajaan diri ini mesti bersungguh-sungguh dalam penyesalan, apa lah lagi pada ia nan tak disengaja?

Kasih dan karuniaNya, wahai diri, tak pernah berkurang.
Kasih dan rahmatNya, selalu mendahului murkaNya.
SiksaNya memang pedih, takkan sanggup ditanggung walau siapa.
Namun ampunanNya, wahai diri, melampaui segala sesuatu.
Berkali-kalinya kau terjerumus dalam kubangan dosa, sungguh jangan pernah menghentikanmu dari kesungguhan taubat.
Sebab meski ia murka pada keburukan yang kau kerjakan, ampunanNya tak pernah surut, begitu pun nikmatNya.
Bukankah kau tetap bernafas meski memiliki daftar maksiat sedemikian panjang? Nafasmu itu, kan jadi saksi atas kesalahanmu.
Namun nafasmu berikutnya, bisa jadi saksi pula atas kesungguhanmu untuk kembali.
Dia janjikan ampunan, wahai diri, tanpa batas, selama kau singkirkan putus asa dariNya.

Rasa putus asa, adalah keraguan pada namaNya yang agung, Maha Pengampun.
Dan keraguan itu, adalah keburukan yang bisa jadi lebih besar daripada kesalahanmu.
Jangan lelah bertaubat.
Sebab Dia tak lelah mengampuni, meski kau terkadang lelah memohon ampun.

_/\_ ♡ Maaf lahir dan bathin
suwun pak teddi..

Kamis, 23 Mei 2013

♥ Memberi adalah Puncak Keinginan Para Pecinta


 Memberi adalah Puncak Keinginan Para Pecinta

“Pada dia yang kucinta, kadang ku tergoda mengiba imbalan.
Beruntung segera kuinsyafi bahwa cinta adalah pemberian.”

Sesejatinya cinta adalah pemberian.
Tengoklah ketulusan pemberian seorang ibu pada anaknya.
Ia lah wujud keluhuran cinta kala kita ingin melihatnya.
Maka mudah lah bagi kita jika ingin mengukur apakah cinta ini telah murni.
Yakni mencermati seberapa jauh diri ini dari sosok pemberi tanpa mengharap kembali.
Adalah tabiat dasar insan tuk mengharap imbalan atas apa yang telah dilakukan.
Ia wajar.

Namun belumlah layak disebut cinta jika apa-apa nan dilakukan masih terkait pada apa-apa nan didapatkan.
Sebab sepenuh-penuh cinta adalah pemberian, pengabdian.
Lalu dari mana datangnya kebahagiaan?
Ya, tak lain dari kegiatan memberi itu sendiri.
Memberi, adalah puncak keinginan para pecinta.

_/\_ 
♡ (_¸.•’´ *♫♪(✿◠‿◠)♫♪* `’•.¸_)
matursuwun pak Teddi.P

Rabu, 08 Mei 2013

♥ Perbedaan ‘Orang Benar’ dan ‘Orang yang Merasa Benar’



Orang benar, tidak akan berpikiran bahwa ia yang paling benar..
Sebaliknya, orang yang merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinya yang paling benar.

Orang benar, akan menyadari kesalahannya..
Sedangkan orang yang merasa benar, tidak akan perlu mengaku salah.

Orang benar setiap saat akan berintrospeksi diri dan merendahkan hati..
Tetapi orang yang merasa benar, merasa tidak perlu introspeksi diri, karena sudah merasa benar, maka selalu tinggi hati.

Orang benar memilki kelembutan hati, maka ia akan dapat menerima masukan dan kritikan dari siapa saja, bahkan dari seorang anak kecil sekalipun..
Sementara orang yang merasa benar , hatinya lebih keras dari batu, karena itu tak ada masukkan dan kritikan yang akan berkenan di hatinya.

Orang benar akan selalu menjaga perilakunya dengan benar. Berkata-kata penuh kehati-hatian dan selalu berpikir benar..
Orang merasa benar, bisa berpikir, berkata dan berbuat  sekehendak hatinya tanpa mempedulikan orang lain.

Pada akhirnya orang benar akan di hormati, di cintai dan di segani oleh hampir semua orang..
Namun orang yang hidupnya merasa selalu benar hanya akan disanjung oleh orang-orang yang berpikiran sempit yang sepemikiran dengannya dan orang-orang yang ingin memanfaatkan dirinya.

Termasuk tipe yang manakah diri kita?
Apakah kita ini orang benar, atau hanya merasa benar?
Mari sama-sama bercermin dan berusaha berjalan ke arah yang benar..

Tidak perlu mengarahkan telunjuk kepada orang lain,
Tidak perlu malu mengakuinya..
Biarkan nurani yang menginstrospeksinya..
 _/\_  Maaf lahir bathin..

Kamis, 02 Mei 2013

♥ Menginsafi Makna Kemuliaan


♥ Menginsafi Makna Kemuliaan


☆ Renungan di Hari Pendidikan Nasional..

Sedih ketika mendengar seorang guru mememotivasi,
“MESKIPUN orangtua kalian HANYA seorang petani, kalian harus tetap hormat.”

Sepertinya memotivasi, tetapi kalimat ini sesungguhnya menghancurkan kebanggaan rasa hormat dan kebanggaan anak pada orangtua.
Kalimat motivasi yang membanggakan manusia dari apa yang dicapai, bukan jerih-payah dan tanggung jawab, efektif untuk menghancurkan budaya karakter.

Miris ketika mendengar seorang guru berkata :
“Anak-anak, kalau kalian rajin belajar, kalian akan menjadi orang SUKSES. Bukan CUMA petani.”
“Kalau kalian pintar, kalian bisa menjadi pejabat tinggi. Bukan SEKEDAR pegawai rendahan.”

Seakan kemulian manusia terletak pada jabatan..
Disekolah semacam itu, pantaskah mereka bicara karakter? Sedangkan kegigihan, integritas, sikap mulia justru mereka hancurkan sejak dini..
Disekolah yang buruk seperti itu pantaskah kita berharap lahirnya orang-orang shalih yang mencintai atas dasar iman?
Sedangkan para gurunya justru menginspirasi anak didiknya untuk mencintai dunia yang tak peduli bagaimana mendapatkannya. Bukan iman…

Sedih mendengar motivasi,
“Bayangkan! Betapa bangga orangtua kalian jika kalian menjadi orang-orang sukses. Kalian menjadi direktur perusahaan atau gubernur.”
“Anak-anak, apakah kalian mau menjadi orang biasa? Apakah kalian mau hanya menjadi seorang tukang kebun?”

Maka bagaimana mungkin anak-anak itu bangga dan hormat kepada bapaknya yang “orang biasa” jika sekolah belajar merendahkannya?
Bagaimana mungkin anak-anak akan hormat pada guru, sedangkan para guru sendiri tak merasa bangga dengan prosfesinya?
Maka bagaimana mungkin anak-anak itu akan bersedia berpayah-payah jika semenjak awal mereka diajari untuk merendahkan kerja keras dan kesungguhan?
Maka bagaimana anak-anak akan belajar memuliakan sikap rendah hati jika mereka diajari untuk rendah diri?
Maka sudah seharusnya jika ana-anak itu malu hanya karena penampilan tak sama kerennya dibanding temannya. Malu hanya karena HP dianggap jadul.

Sudah seharusnya itu terjadi karena guru mengajarkannya. Mereka merasa memotivasi, tapi sebenarnya menghancurkan kepribadian. Mereka hancurkan mental anak karena para guru itu telah silau memandang dunia.
Disaat seperti itu, apakah yang dapat kita harapkan untuk ana-anak kita?
Apakah yang dapat kita nantikan dari sekolah yang rapuh kemuliaan?
Lalu dapatkah kita berharap lahirnya orang biasa yang berperan besar dalam sejarah seperti Abu Dzar Al-Ghifari, Bilal, Abu Hurairah dan lain2nya?
Rasanya jauh..jauh..Amat jauh. Meskipun harapan itu masih ada..

QS 21: 37
“Manusai diciptakan (bersifat) tergesa-gesa. Kelak Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda kekuasaanKu. Maka janganlah kamu meminta Aku menyegerakannya”

-Ustadz Moh. Fauzil Adhim @kupinang-

_/\_ ♡ Maaf lahir bathin..

Kamis, 25 April 2013

♥ Bahagia itu ada bila...

♥ Tak bosan saya memposting kata 'bahagia' 
karena kata 'bahagia' maknanya tergantung dari persepsi masing-masing diri sesuai dengan perjalanan hidupnya...
begitupun dengan 'syukur'..

Seringkali dengar atau membaca bahwa ; Kebahagiaan tidak datang dari berapa besar uang yang di miliki, melainkan berapa besar rasa syukur atas apa yang di miliki hari ini. Bersyukur tidak cukup dari keluarnya ucapan lisan di bibir, sempurnanya bersyukur ketika engkau selalu dapat berbagi kala lapang dan sempit kepada yang membutuhkan.
Kalimat inipun pernah saya posting...

Tapi dari itu semua..
Bahagia dan syukur sangat lekat menyatu..
❀ Bahagia itu ada bila dibagi, karena tiada guna bahagia bila hanya sendiri ❀

_/\_ ♡ salam bahagia