Laman

Pengikut

Kamis, 07 Juni 2012

Pagar dan Paku



Suatu ketika ada seorang anak bertabiat buruk. Ayahnya memberinya sekantong paku dan mengatakan kepadanya bahwa setiap kali ia kehilangan kesabaran, ia harus memalu atau mendorong paku dengan tangannya pada sebuah pagar kayu depan rumahnya. Hari pertama anak laki-laki telah berhasil mendorong 37 paku ke pagar.
Selama beberapa minggu karena ia belajar untuk terus mengontrol kemarahan, jumlah paku yang tertanam di pagar, secara bertahap berkurang. Ia akhirnya menemukan kemudahan untuk menahan emosinya daripada mendorong paku ke pagar. 

Akhirnya hari itu datang ketika anak itu tidak marah sama sekali. Dia kemudian datang kepada ayahnya dan bercerita tentang apa yang dia alami. Kemudian ayahnya memberi saran supaya  dia mengeluarkan kembali satu paku setiap hari ia mampu menahan amarahnya.
Hari-hari berlalu dan anak laki-laki akhirnya memberitahukan ayahnya bahwa semua paku yang tertancap didepan pagar kayu depan rumahnya sudah hilang semua. 

Sang ayah membawa anaknya dan menuntunnya ke pagar. 
Kemudian ayahnya berkata "Wahai anakku, kau  telah melakukannya dengan baik. Tapi lihatlah lubang-lubang di pagar kayu ini. Pagar tidak akan pernah menjadi seperti semula. Ketika kamu mengatakan sesuatu hal-hal dalam keadaan marah, hal itu akan meninggalkan bekas luka".
“Kamu dapat melukai dengan sebuah pisau pada seorang dan menariknya. Berapa kali kamu mengatakan mohon maaf, itu tidak akan peduli, karena luka masih akan ada.
Pastikan kamu dapat mengendalikan rasa marahmu, walaupun waktu berikutnya kamu tergoda untuk mengatakan sesuatu yang kamu akan menyesal di kemudian hari..." 
-renungan-
_/\_ salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar