Bila ada benda yang hanya mampu mengeluarkan sesuatu yang menjijikan saja, bagaimana pandangan kita tentang benda itu? Mestilah kita semua merasa bahwa benda semacam itu sebaiknya dimusnahkan saja. Tetapi pernahkah kita membayangkan bahwa yang termasuk dalam katagori benda semacam itu adalah manusia?
Coba bayangkan saja semua yang dikeluarkan oleh tubuh manusia itu tidak ada yang tidak menjijikan. Kulit manusia mengeluarkan keringat, hidung manusia mengeluarkan ingus, mata manusia mengeluarkan air yang asin, kuping manusia mengeluarkan cairan yang baunya saja sudah tidak sedap, mulut manusia mengeluarkan air liur atau bahkan muntahan makanan, dan dubur manusia mengeluarkan sesuatu yang paling tidak enak baunya..
Demikianlah bila kita perhatikan baik-baik mau tidak mau kita harus mengakui bahwa tubuh manusia itu tidak ubahnya bagai kantong najis yang berjalan. Tidak ada yang dihasilkan oleh tubuh manusia yang layak diletakkan di dalam bejana emas. Meskipun demikian, namun manusia itu mempunyai daya tarik, yaitu ia mempunyai “sesuatu” yang tidak dipunyai oleh makhluk lainnya.
Karena “sesuatu” itulah ia layak untuk dihormati, dihargai, dan dicintai. Tetapi karena “sesuatu” itu pula ia layak untuk dibenci, dicaci maki, bahkan dibunuh!
Pesan yang disampaikan di atas, mengapa kita tidak memprioritaskan memelihara dengan baik dan sungguh-sungguh “sesuatu” itu. Bukankah jauh lebih baik bila kita membesarkan “sesuatu” itu daripada membesarkan kantong najis..?
Rasulullah bersabda :
“Janganlah kamu mematikan hati dengan makan dan minum berlebihan, meskipun makanan dan minuman itu halal. Sebab, hati ibarat tumbuh-tumbuhan, jika terlalu banyak disiram ia akan mati”
“Sesungguhnya orang yang sangat saya kasihi dan terdekat tempatnya denganku pada hari kiamat ialah yang taqwa dan baik budi pekertinya. Dan orang yang sangat saya benci dan terjauh tempatnya daripadaku di hari kiamat yaitu orang yang banyak bicara tapi tidak melakukan apa-apa, sombong dalam pembicaraannya dan berlagak menunjukkan kepandaiannya”
(HR Tirmizi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar