Laman

Pengikut

Sabtu, 03 Desember 2011

Kebenaran yang tersembunyi

Ada seorang hikmah yang berkata, “Bila Tuhan memberi nikmat kepada kita, sebenarnya DIA ingin kita tahu bahwa DIA itu Maha Baik; sebaliknya bila DIA memberi musibah kepada kita, sebenarnya DIA itu ingin memberi kita hikmah.
Bila kita renungkan, rasanya memang benar demikian. Kalau kita terpaku hanya pada musibah saja, maka jelas bagaimanapun musibah itu pasti jelek; namun bila kita tidak memfokuskan hanya pada musibah itu saja, tetapi juga melihat melihat segala aspek yang ada, maka akan terlihat justru karena adanya musibah itulah hidupnya menjadi lurus.
Kita juga seringkali mendamba-dambakan mempunyai harta yang berlimpah, pangkat yang tinggi, atau pun menjadi orang yang sangat terkenal. Begitu tingginya keinginan itu sehingga seringkali kita wujudkan dalam tindakan berupa menundukkan atau merendahkan diri sedemikian rupa pada orang-orang kaya ataupun pada orang-orang berpangkat.
Padahal statistic menunjukkan bahwa orang kaya atau orang berpangkat itu lebih banyak yang mengalami stress atau pun tenggelam dalam maksiat ketimbang petani miskin di desa. Jadi sebenarnya menjadi kaya raya ataupun berpangkat tinggi itu ternyata bukan merupakan jaminan untuk dapat hidup bahagia, apalagi masuk surga.

Tampaknya kita harus berpandai-pandai bersikap pada saat menerima musibah atau pun pada waktu mendapatkan kesenangan / kenikmatan hidup. Karena ternyata musibah maupun kesenangan itu bisa saja mempunyai makna yang sebaliknya.

Bila hal itu dipahami dengan baik, maka kita tidak akan “memarahi“ Tuhan jika suatu ketika DIA member kita musibah; atau pun mengira DIA pasti meridhoi segala perbuatan kita, bila kita ditenggelamkan-NYA dalam kesenangan atau kesuksesan duniawi. Demikian juga kita tidak termasuk orang yang salah kaprah, yaitu yang memohon ampun pada saat menerima nikmat dan bersyukur pada saat menerima musibah.

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahl ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”. (Al Baqarah:216)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar